Search

Minati Produk Batik Sawit Smart Batik, Wamenkeu: Produknya Bagus dan Harus Terus Dikembangkan

Wamenkeu, Thomas Djiwandono Membatik dengan Malam Sawit di Booth BPDPKS, Didampingi Dirjen Perbendaharaan, Direktur KUKMR BPDPKS, dan Tamu Delegasi ATF 2024

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II, Thomas Djiwandono resmi membuka kegiatan ASEAN Treasury Forum (ATF) 2024. ATF merupakan forum yang bertujuan agar negara-negara ASEAN bisa saling berbagi informasi terkait perbendaharaan negara, seperti pengelolaan fiskal, baik dari sisi manajemen, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran. Pembentukan ATF sudah diinisiasikan dalam ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) ke-10 di Jakarta pada Agustus 2023. Inisiasi ATF kemudian disetujui oleh para menteri-menteri negara ASEAN pada AFMGM ke-11 di Laos pada April 2024. Pada kesempatan itu, disetujui peresmiannya dilakukan pada hari ini di Bali dengan Indonesia sebagai Ketua ATF 2024-2025. Kegiatan ATF 2024 berlangsung pada tanggal 3-4 Oktober 2024 di Badung, Bali yang juga dihadiri oleh pejabat-pejabat Kementerian Keuangan di ASEAN.

Setelah rangkaian kegiatan pembukaan, Wamenkeu, Thomas Djiwandono bersama tamu delegasi mengunjungi booth-booth tersedia. Kunjungan pertama dilakukan di Booth Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Pada kesempatan ini, BPDPKS menampilkan dua UKMK (Usaha Kecil Menengah dan Koperasi) unggulannya, yaitu Batik Sawit (CV. Smart Batik Indonesia) dan Cambiacraft. Batik Sawit sendiri merupakan inovasi produk terbaru yang diinisiasi oleh alumni program pengembangan wirausaha muda milik Dinas Perindustrian Koperasi UKM Kota Yogyakarta, Home Business Camp (HBC), tepatnya pada angkatan ketiga tahun 2016. Program ini merupakan program tahunan untuk mencari bibit-bibit unggul wirausaha muda di Kota Yogyakarta.

Thomas memberikan apresiasi kepada produk-produk yang dihasilkan. Thomas bahkan ikut mencoba membatik motif pohon sawit dengan menggunakan malam sawit, didampingi oleh COO Batik Sawit, Dinar Indah Lufita Sari.

Setelah membatik, Thomas kemudian membeli produk batik sawit, yaitu Batik motif Gurda Sawit dan motif Ceplok Gurda.

“Batiknya bagus-bagus, saya beli dua ya, yang ada sawitnya ini dan yang klasik ini, terus dikembangkan. Sukses terus,” ungkap Thomas.

Wamenkeu, Thomas Djiwandono (Kiri) Bersama CEO Batik Sawit, Miftahudin Nur Ihsan, dan COO Batik Sawit (Tengah), Dinar Indah Lufita Sari (Kanan).

CEO Batik Sawit, Miftahudin Nur Ihsan kemudian menjelaskan bahwa batik yang dihasilkan bukan sekedar batik biasa, melainkan juga memiliki nilai pemberdayaan dan ramah lingkungan.

“Izin Pak Wamen, produk-produk ini dibuat oleh Ibu-Ibu pembatik. Setelah bermitra dengan Divisi UKMK BPDPKS, jumlah pembatik kami meningkat dari 10 menjadi 60. Batik ini juga menggunakan malam sawit dan pewarna alami yang lebih ramah lingkungan,” ungkap alumni penerima beasiswa LPDP tersebut.

Bagikan

Cari Berita

Search

BeritaTerbaru

Alumni LPDP, Miftahudin Nur Ihsan, Kenalkan Batik Sawit Ramah Lingkungan pada Gelara...
WhatsApp Image 2024-11-25 at 14.34.35
Smart Batik: UMKM Mitra Rumah BUMN DIY yang Kenalkan Batik Sawit Ramah Lingkungan pa...
WhatsApp Image 2024-11-25 at 21.18.34
UMKM Mitra Bank Indonesia DIY Kenalkan Batik Sawit Ramah Lingkungan pada Gelaran Inn...
Gambar BI
BPDPKS Terima Penghargaan dari Dekranasda Kota Yogyakarta
WhatsApp Image 2024-11-12 at 10.59.22
CEO UKMK Batik Sawit Terima Penghargaan Pemuda Berprestasi dari Gubernur Daerah Isti...
WhatsApp Image 2024-10-29 at 19.35.28
Minati Produk Batik Sawit Smart Batik, Wamenkeu: Produknya Bagus dan Harus Terus Dik...
WhatsApp Image 2024-10-03 at 10.48.03