Founder Smart Batik, Miftahudin Nur Ihsan Mengenalkan Inovasi Batik Sawit kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto
Jakarta – Ada momen menarik di tengah gelaran APKASI Otonomi Expo 2025 di ICE BSD, 28-30 Agustus 2025. Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto yang meninjau stan pameran daerah dan UMKM, berhenti sejenak di stan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Kementerian Keuangan yang menampilkan produk-produk kreatif dari turunan sawit. Salah satu yang menarik perhatian Beliau adalah Batik Sawit yang dikembangkan oleh pemuda dari Kota Yogyakarta, Miftahudin Nur Ihsan, melalui CV. Smart Batik Indonesia. CV. Smart Batik Indonesia sendiri merupakan perusahaan batik inovatif yang didirikan pada tahun 2018 dan merupakan anggota Kadin DIY sejak 2023.
Pada kesempatan ini, Ihsan mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan langsung kepada Presiden Prabowo tentang produk Batik Sawit.
”Izin Bapak Presiden, ini merupakan produk Batik Sawit, malam atau lilinnya terbuat dari produk turunan sawit. Kami, dari Smart Batik, dari Jogja. Saya juga merupakan alumni penerima LPDP yang saat ini mengembangkan Batik Sawit bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Alhamdulillah, sudah bisa melibatkan 65 Ibu-Ibu pembatik,” ungkap Ihsan.
Setelah memperoleh penjelasan dari Ihsan, dengan ekspresi kagum dan penuh semangat, Beliau memberikan komentar singkat, ”Bagus, kembangkan,” ungkap Presiden RI ke-8 tersebut.
Seperti yang sudah diketahui, produk Batik Sawit dibuat menggunakan lilin sawit yang diinisiasi dari riset BPPT (BRIN) dan Balai Batik. Batik Sawit yang dikembangn Smart Batik juga sudah memperoleh sertifikasi halal dan mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), berupa merek dagang dengan nomor IDM001266448.
Dari Beasiswa ke Pemberdayaan
Di balik produk ini ada cerita menarik dari Miftahudin Nur Ihsan, founder Smart Batik Indonesia. Ia bercerita langsung kepada Presiden bahwa dirinya merupakan alumni penerima beasiswa Bidikmisi dan beasiswa LPDP. Ihsan mendapatkan kesempatan kuliah di Jurusan Pendidikan Kimia UNY pada tahun 2011 melalui beasiswa bidikmisi. Dari sinilah, kemudian perjalanan wirausaha dimulai. Setelah itu, Ihsan kembali mendapatkan kesempatan melanjutkan studi di Program MBA UGM melalui beasiswa LPDP. Setelah menyelesaikan studi, Ihsan bersama istrinya, Dinar Indah Lufita Sari yang juga sedang menyelesaikan program doktoral di Jurusan Kimia UGM memilih mengabdi melalui batik.
“Sebelum mengembangkan Batik Sawit, kami baru bisa melibatkan 15 pembatik. Alhamdulillah setelah mengembangkan batik sawit sejak 2023 akhir, kami sudah bisa melibatkan lebih dari 60 pembatik,” ungkap alumni penerima beasiswa bidikmisi tersebut.
Upaya Ihsan dan Dinar juga telah mengantarkan mereka mendapatkan penghargaan, seperti menjadi Delegasi Indonesia dalam Innovation Festival di Suzhou, China 2024, Penghargaan Pemuda Berprestasi dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta 2024, Top 10 Anugerah Bangga Buatan Indonesia Kategori Fashion Modest 2024.
Yogyakarta, Pusat Inovasi Batik
Smart Batik Indonesia membuktikan bahwa Yogyakarta tidak hanya menjadi kota budaya, tetapi juga pusat inovasi batik nasional. Dengan sentuhan riset, kreativitas, dan semangat pemberdayaan, Batik Sawit diharapkan bisa membuka jalan baru bagi UMKM sekaligus memperkenalkan wajah baru batik Indonesia di mata dunia. CV. Smart Batik Indonesia sendiri merupakan IKM binaan Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM serta Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Yogyakarta.
Apresiasi Presiden Prabowo menjadi dorongan kuat bagi Smart Batik Indonesia untuk terus mengembangkan karya, memperluas pasar, serta mengangkat martabat batik Indonesia melalui pendekatan yang lebih modern, ramah lingkungan, dan berbasis masyarakat.